Bagi kalian yang sudah menonton film “Nanti Kita Cerita Hari Ini”. Saya sangat merekomendasikan untuk melanjutkan dengan menonton kelanjutannya. Di “Story of Kale”. Bisa dibilang ini bukan terusan seperti episode 2 nya. Tapi ini lebih menceritakan soal behind the story of kale, dimana kenapa dia enggan berpacaran. Jadi buat kalian yang penasaran akan tokoh kale ini, kalian harus menonton sequel ini. Dan ceritanya sangat related dengan hubungan banyak anak muda di zaman sekarang. Yang sudah masuk ke dalam hubungan toxic.
Banyak Nilai Hidup Dan Pelajaran Yang Dapat Di Ambil
Untuk kalian yang pernah masuk dalam hubungan toxic, atau sedang berada di hubungan toxic. Mungkin saat menonton ini, akan ada tamparan keras untuk kalian. Yang dimana akan ada perasaan, iya yah, hubungan aku ternyata dulu se toxic ini. Atau, mungkin hubungan yang sedang kalian jalani sekarang adalah toxic? Coba kalian diam sejenak dan intropeksi. Mungkin setelah nonton film ini akan ada perasaan yang campur aduk. Bagi orang yang pernah menjadi korban atau tersangka dalam hubungan toxic. Mungkin lewat film ini, bisa menjadi cermin untuk kalian anak muda, sehingga lebih membuka mata kalian, akan meaning of love. Cinta yang terlalu besar juga tidak baik, bisa menyakiti. Dan terlalu positif, terlalu naif, juga akan membuat anda terjebak dalam hubungan yang tidak sehat.
Bagi yang belum menonton “Nanti Kita Cerita Hari Ini”, tidak apa-apa juga jika langsung menonton yang part story of kale. Karena dalam part ini tidak akan menyenggol apa pun dalam part nanti kita cerita hari ini. Jadi tidak akan pengaruhnya. Dan mungkin setelah kalian menonton part ini, dan kalian melanjutkan menonton nanti kita cerita hari ini, mungkin kalian akan merasakan, oh gitu. Oh pantesan. Dan mungkin anda akan lebih mengerti posisi kale di film tersebut. Jadi bagi kalian anak muda, sangat saya rekomendasikan menonton film ini. Dan mungkin di antara film indonesia, yang sekarang, yang mencoba menceritakan bagaimana gaya pacaran anak muda. Film ini sangat bagus dan memiliki nilai penting, sehingga bisa memberikan point of view yang berbeda. Berbeda dengan film lainnya, yang sudah terlalu dewasa sehingga mengiring pikiran publik pada hal negatif.