CWMBRAN.info – Dunia Perfilman Indonesia saat ini sedang menuju Tangga Cemerlang, Berbagai Produser dan Sutradara berloma-lomba menunjukan hasil karya terbaiknya demi mendapatkan sebuah nama besar.
Sebut saja Ernest Prakasa, Seorang komika yang beralih profesi sebagai Sutradara ini telah melahirkan 4 buah Film yang masuk ke dalam jajaran Box Office Indonesia. Keempat film tersebut berjudul Cek Toko Sebelah, Ngenest, Susah Sinyal & Terakhir Milly dan Mamet.
Namun, baru-baru ini pria kelahiran Jakarta ini tengah membuat sebuah Film baru berjudul Imperfect. Sebelumnya Ernest juga mengungkapkan bahwa tidak sedikit para penonton yang melontarkan kritik untuk filmnya. Salah satu kritik yang paling menarik matanya adalah tokoh yang hanya dijadikan ornament dalam beberapa filmnya.
Ernest Prakasa tidak langsung marah akan hal tersebut, malahan ia menjawab dengan profesional sebagai seorang Sutradara.
“Sebenarnya saya orang yang suka dengan masukan dan kritik, karena saya akui beberapa film yang saya buat termasuk dari berbagai kritikan yang masuk. Terus terakhir ada satu hal yang benar-benar menarik perhatian saya mengenai kritikan tersebut, dimana dijelaskan ada beberapa pemain yang dihilangkan juga tidak akan merubah alur ceritanya. Saya benar-benar menganggap ini adalah kritikan yang membangun, jadi akan saya kembangkan dan saya tindak dalam film berikutnya Imperfect“, Ujar Ernest Prakasa.
Setelah melontarkan pernyataan tersebut, Ernest juga mengakui bahwa selama proses penyusunan naskah ia merasa sedikit bingung tentang membangun karakter lucu namun tetap punya makna.
“Bukan perkara mudah untuk membangun karakter yang hanya membantu jalan cerita namun tetap memiliki unsur berharga, tentu proses ini akan memakan lebih banyak biaya produksi” Ungkap Suami Meira Anastasia tersebut.
Film terbarunya Imperfect sendiri diangkat dari sebuah Novel karya istrinya. Film ini juga bekerja sama dengan rumah produksi Starvision Plus, sama seperti film terdahulunya Susah Sinyal.
Namun, Menurut Ernest Film imperfect ini akan lebih memakan banyak tenaga dan budget dibandingkan Susah Sinyal.
“Kalau mau dibilang sih Imperfect menurut saya nantinya akan lebih berat daripada Susah Sinyal. Kalau Film Susah Sinyal menggunakan latar di desa Sumba (NTT) dan sangat menguras tenaga kru. Iya kalau cuaca normal, Kalau cuaca buruk terkadang memakan waktu hingga 2,5 jam dari basecamp menuju lokasi syuting” Ujar Ernest.
“Kalau Imperfect kita pakai 2 fase dimana tokoh utama (Gemuk & kurus). Jadi kita bikin gemuk tokoh utama dulu, lalu setelahnya kita harus nunggu tokoh utama untuk kurus baru kita lanjut syuting lagi, Berat berat mudah Film ini” Tukas Pria Berusia 37 Tahun tersebut.