Apapun Yang Kamu Lakukan, Harus Ingat Jangan Lupa Tersenyum

Tubuh dan isi kepala kita silih berkaitan. Apa yang kita pikirkan akan mempengaruhi apa yang kita rasakan.

Semacam itu prinsip sesuatu studi meta analisa di Amerika. Akademikus telah memastikan bukti dibalik perkataan” ekonomis senyum untuk suka”, yang dapat jadi sudah tidak asing lagi di telinga kita. Untuk studi, mesem atau tersimpul dapat mengubah suasana batin kita meski kita merasa jika tidak ada yang bisa ditertawakan.

Mudah diucapkan, namun sulit untuk dicoba. Kadang sulit mendesakkan diri sendiri untuk tersimpul.

Kareen Seidler, seorang asisten pengamat di Institut Lawak Jerman( Deutsches Institut für Lawak, percaya atau tidak, institut ini betul- benar ada) mengatakan jika semua tergantung pola pikir kita.,” apabila Kalian berusaha, sampai Kalian bisa menghasilkan lawak.” Cakap Kareen yang diluncurkan DW Juli 2019

Seidler dan rekan- rekannya di institut melangsungkan langkah penataran pembibitan lawak untuk membantu orang- orang yang kurang bisa tersimpul.

Institut itu dibuat pada tahun 2005 oleh Eva Ulmann, yang sebelumnya berkuliah ilmu kedokteran dan ilmu penataran. Seidler mengatakan, Institut Lawak Jerman memiliki tujuan untuk mengajari orang- orang biar bisa mengenakan lawak dalam komunikasi dan interaksi masing- masing hari, sangat penting dalam bumi profesi.

Lawak dalam semua situasi

Lawak ialah kemampuan dan keinginan bereaksi kepada sesuatu dengan bebas dan gembira. Golongan Eva Ullmann dengan senang batin ingin membantu orang- orang tingkatkan kemampuan ini.” Tujuan kita ialah meringkankan bobot hidup orang- orang dengan desakan lawak,” tutur Seidler

Ia pula berkata,” ada kalanya lawak dikira tidak sesuai dalam situasi- suasana khusus.” Ilustrasinya, atmosfer yang berhubungan dengan penyakit atau kematian. Namun, sesuatu artikel dari Insitut Lawak Jerman yang berjudul” Dokter dan Lawak” memberi tahu sebaliknya. Lawak tetap bisa kita lakukan meski dalam situasi sakit.

Untuk artikel itu, lawak dapat membantu orang- orang yang bertugas di aspek pemeliharaan paliatif biar mereka tidak kehilangan ilham sehatnya, karena mereka hampir masing- masing hari dirasakan dengan kematian. Lawak menjauhi perasaan kelesuan dan berperan berlaku seperti antioksidan untuk kesehatan otak kita. Tidak cuma itu, lawak pula bisa jadi metode mengatasi rasa iba buat mereka yang hadapi kematian.

Apabila orang- orang yang hadapi kematian sedang bisa berusaha untuk mencari lawak dalam hidup mereka, sampai kita tentu bisa mengaplikasikan lawak kita disaat terperangkap dalam kemacetan, bukan? Tutur kunci yang dipakai Kareen Seidler ialah” reinterpretasi positif”.

Hanya Butuh Latihan

Namun, tersimpul pula butuh bimbingan. Berlaku seperti tahap dini, cobalah untuk memantulkan diri Kalian. Tentu lebih mudah untuk melecehkan insiden yang sudah setelah itu. Namun insiden masing- masing hari yang kita alami pula bisa jadi materi tawa. Sejenis tutur Siedler, kita hanya memerlukan lebih liabel.